Senin, 06 Desember 2010

Percakapan Antara Penghuni Neraka & Surga

Allah Ta’ala berfirman :


“Dan penghuni-penghuni surga berseru kepd penghuni-penghuni neraka (dengan mengatakan), “Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan kami menjanjikan kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)?’ Mereka (penduduk neraka) menjawab, ‘Betul.’ Kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu, ‘Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dzalim.’ (al-A’raf: 44) hingga firman-Nya,
Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga, “Limpahkanlah kepada kami sedikit air atay makanan yang telah dirizkikan Allah kepadamu.” Mereka (penghuni surga) menjawab, “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya di atas orang-orang kafir (al-A’raf: 50)

Tentang ayat tadi Ibnu Abbas seperti dikutip oleh Sufyan bin Uyainah dari Utsman ats-Tsaqafi, dari Sa’id bin Jubair mengatakan, “Seorang penghuni neraka memanggil temannya penghuni surga, ‘Aku sudah terbakar. Tolong beri aku air!’ Allah berfirman, ‘Jawab seruannya!’ Maka ia pun menjawab, ‘Sesungguhnya Allah mengharamkannya atas orang-orang kafir.’*

Khulaid al-Ashri menjelaskan makna firman Allah yang isinya, “Maka ia meninjaunya, lalu dia melihat temannya itu di tengah-tengah neraka menyala-nyala.” (ash-Shaaffat: 55), yait di tengah-tengah neraka yang apinya sedang menyala-nyala, orang itu menyaksikan seonggok tengkorak sedang mendidih lalu berkata, “Itu tengkorak si polan temanku.” Sekalipun Allah mengenalkan ia pada temannya itu, ia akan sulit mengenalinya lantaran keelokannya sudah benar-benar berubah sama sekali. Pada saat itulah ia berkata seperti apa yang dikutip dalam Al-Qur’an, “Demi Allah, sesungguhnya kamu benar-benar hampir mencelakakanku.” (ash-Shaaffat: 56)

Ahmad bin Abu al-Hawari meriwayatkan dari Abdullah bin Ghayyats, ia berkata, sesungguhnya al-Farazi mengatakan, “Setiap orang mukmin di surga memiliki empat buah pintu. Pertama, pintu masuk para tamu, yaitu para malaikat. Kedua, pintu masuk isteri-isteri mereka dari bidadari. Ketiga, pintu yang terkunci antara ia dan penghuni neraka namun ia bisa membukanya kapan saja kehendaki. Jadi, ia bisa memandang mereka untuk merasakan betapa besar nikmat yang ia peroleh di surga. Dan keempat, pintu yang menghubungkan dia dengan Dar al Salam, yaitu sebuah tempat untuk pertemuan dia dengan Tuhan, kapan saja ia mau.”


NB : Semoga kita semua dalam lindungan Allah SWT dan terbebas dari belenggu api neraka. Amin…


Sumber : 
*Prahara Neraka, Ibnu Rajab al Hanbali

*Ibnu Jarir ath-Thabari dalam Tafsir Al Thabari VIII/144

Tidak ada komentar:

Posting Komentar