Rabu, 24 November 2010

Ibnu Sina : "Bapak Kedokteran Modern" yang Multitalent


Setiap orang pasti pernah terkena penyakit. Entah itu penyakit yang ringan seperti batuk dan pilek maupun penyakit yang parah yang hanya bisa disembuhkan dengan operasi. Nah, yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah pergi kemanakah kita ketika  terserang penyakit?

Tentu dokter jawabannya. Perkembangan kesehatan masa kini sudah begitu maju. Terbukti klinik kesehatan, puskesmas dan rumah sakit -bisa dibilang- sudah tersebar dimana-mana. Kita tinggal mendatangi salah satu tempat tersebut lalu berkonsultasi kepada sang dokter. Selanjutnya dokter akan memberitahukan penyakit apa yang kita alami dan resep obat. Tugas kita? Penuhi aturan dokter dan minum obat sesuai yang dianjurkan. Gampang sekali bukan?

Mudahnya akses kesehatan pada era modern seperti ini, maka tak afdhol rasanya jika kita tidak berterimakasih kepada "Bapak Pengobatan Modern", sang cendikiawan Muslim, siapa lagi kalau bukan Ibnu Sina (980-1037) atau lebih sering disebut Avicenna di dunia barat. Ialah seorang dokter terkemuka yang mengenalkan penyakit saraf kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan) di samping menjadi seorang filsuf dan ilmuwan. Bahkan lebih dari itu, ia juga merupakan seorang penulis yang produktif. Terbukti karyanya yang berjudul "QANUN FI THIB" menjadi rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad. George Sarton (kimiawan Belgia pada 1884-1956) saja sampai menyebut Ibnu Sina "ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu." 

Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Persia ابوعلى سينا Abu Ali Sina atau dalam tulisan arab : أبو علي الحسين بن عبد الله بن سينا). Ia lahir pada 980 M/ 370 H di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, (sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 M di Hamadan, Perisa (Iran). Ayahnya adalah seorang sarjana terhormat Ismaili yang berasal Balkh Khorasan. Kala beliau lahir, ayahnya adalah adalah gubernur salah satu pemukiman Nuh ibn Mansur (sekarang wilayah Afghanistan dan juga Persia).

Intelektualitas Ibnu Sina terlihat pada usia 5 tahun dimana pada saat itu ia telah menghapal Al-Quran dan menjadi seorang ahli puisi Persia. Dan pada usia 16 tahun, selain mempelajari teori kedokteran, ia juga menemukan metode-metode baru dari perawatan. Bahkan pada usianya yang ke-18 ia memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan dan mengemukakan bahwa, "Kedokteran tidaklah ilmu yang sulit ataupun menjengkelkan, seperti matematika dan metafisika, sehingga saya cepat memperoleh kemajuan; saya menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat para pasien, menggunakan obat - obat yang sesuai." Kemasyuran sang fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan dia merawat banyak pasien tanpa meminta bayaran. Dari seorang pedagan sayur dia mempelajari aritmatika, dan dia memulai untuk belajar yang lain dari seorang sarjana yang memperoleh suatu mata pencaharian dari merawat orang sakit dan mengajar anak muda.

Oh ya teman, ada yang lupa nih! Ibnu Sina pernah meraih gelar-gelar dan julukan yang prestisius lho... Di antaranya adalah "Medicorum Principal" atau "Raja Diraja Doktor" oleh kaum Latin Skolastik, "Raja Obat", dan dalam dunia Islam, ia dianggap sebagai "Zenith", puncak tertinggi dalam ilmu kedokteran. Nggak hanya itu saja, beliau juga menjadi "Dokter Raja" yaitu dokternya Raja Nuh 11 bin Mansur di Bukhara pada tahun 378 H/ 997 M (saat ia berusia 18 tahun). Ceritanya pada waktu itu penyakit sultan dalam keadaan parah. Namun lantaran tidak ada doktor lain yang bisa mengobati baginda, Ibnu Sina pun turun tangan . Kabar baiknya, keadaan sang raja berangsur-angsur membaik hingga pada akhirnya kesehatannya kembali pulih. Hebat banget kan?

Eits, nggak cuma terkenal di bidang kedokteran aja, beliau juga ahli di bidang geografi, geologi, kimia dan bahkan kosmologi. Widih..! Keren yaa?? Maka tak salah jika Reuben Levy (Profesor Persia, 28 April 1891-6 September 1966) mengemukakan bahwa Ibnu Sina telah menerangkan bahwa benda-benda logam sebenarnya berbeda antara satu dengan yang lain. Setiap logam terdiri dari berbagai jenis. Nah, dari penerangan itulah ia dianggap mengembangkan ilmu kimia yang sebelumnya dirintis oleh Bapak Kimia Muslim, yakni Jabbir Ibnu Hayyan.

Ibnu Sina cukup berjasa dalam perkembangan ilmu pengetahuan dunia. Terbukti karya-karyanya -bisa dibilang- sudah menjadi rujukan dimana-mana, khususnya dalam bidang kedokteran.

Berikut adalah karya-karya beliau :

1. Bidang logika "Isaguji", "The Isagoge", ilmu logika Isagoge.

2.Fi Aqsam al-Ulum al-Aqliyah (On the Divisions of the Rational Sciences) tentang pembagian ilmu-ilmu rasional.

3.Bidang metafizika , "Ilahiyyat" (Ilmu ketuhanan)

4.Bidang psikologi , "Kitab an-Nayat" (Book of Deliverence) buku tentang kebahagiaan jiwa.

5. Fiad-Din yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin menjadi "Liber de Mineralibus" yakni tentang pemilikan.

6.Bidang sastra arab "Risalah fi Asab Huduts al-Huruf",risalah tentang sebab-sebab terjadinya huruf.

7.Bidang syair dan prosa "Al-Qasidah al- Aniyyah" syair-syair tentang jiwa manusia.

8.Cerita-cerita roman fiktif , "Risalah ath-Thayr" cerita seekor burung.

9.Bidang politik "Risalah as-Siyasah" (Book on Politics) – Buku tentang politik.

Cukup banyak karya dan hasil pola pikirnya yang dijadikan sebagai rujukan di dunia, khususnya dalam bidang kedokteran. Sampai pada akhirnya  dalam usia 58 tahun (1037 M) beliau pun dipanggil Sang Ilahi, tepatnya kala ia sedang mengajar di sebuah sekolah. Kini "Bapak Kedokteran Muslim" itu telah tiada. Kendati demikian namanya dikenang dalam sejarah serta menambah daftar cendikiawan-cendikiawan Muslim yang berjasa dalam perkembangan ilmu pengetahuan.  Lantas, mungkinkah kita yang menjadi berikutnya, sebagai AVICENA masa kini?

Minggu, 21 November 2010

SWM Tunggu Karya Teman-teman Lho...!! ^O^

Assalammualaikum wr. wb.... ^O^

Bagi teman-teman yang punya artikel, cerpen, essay, info, rubrik, anekdot ataupun puisi yang kiranya layak untuk dimuat di blog SWM (apa saja, boleh sains, budaya, apa saja lah. Terlebih yang berkaitan dengan agama), teman-teman dapat mengirimkan karya teman-teman ke e-mail sharewithmoeslems@gmail.com dengan menyebut nama penulisnya.

Karya teman-teman SWM tunggu lho...
terima kasih... ^O^

Wassalammualaikum wr. wb.

Jumat, 19 November 2010

Masjid Fatah : Mengenal Masjid Tempat Rasulullah Memimpin Pasukan Khandaq

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sebelum peperangan melawan kaum kafir Quraisy di daerah Khandaq ini, umat Islam sangat khawatir menghadapi mereka. Pasalnya, jumlah pasukan Quraisy dan sekutunya mencapai sekitar 10 ribu orang. Sementara itu, dari kalangan umat Islam, hanya sebanyak empat ribu orang. Sebuah peperangan yang tidak seimbang. Hal ini merupakan ujian yang sangat berat bagi kaum Muslimin.

Dalam Alquran, Allah SWT menjelaskan, beratnya kondisi yang dihadapi umat Islam. "Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) padamu ketika datang kepada tentara-tentara kepadamu. Lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan Allah Maha Melihat akan apa yang kami kerjakan. (Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan bawah. Dan ketika tidak tetap lagi penglihatan (mu) dan hatimu naik menyesak sampai tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacammacam prasangka. Disitulah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat (berat)." (QS Al-Ahzab [33]: 9-11).

Bahkan, saat penggalian parit, Rasul SAW turun tangan untuk membantu kaum Muslimin. Tak hanya pekerjaan untuk menyelesaikan galian parit yang mencapai lebih dari lima kilometer itu, tetapi juga karena minimnya bekal makanan.

Abu Thalhah meriwayatkan, saat penggalian itu, kaum Muslimin terpaksa mengganjal perut mereka dengan beberapa buah batu. "Ketika kami mengeluh kelaparan kepada Rasulullah, kami berjalan sambil mengganjal perut dengan beberapa buah batu. Dan kami menyaksikan Rasulullah juga mengganjal perutnya dengan dua buah batu."

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, ia berkata; "Ketika kami sedang menggali parit pada Perang Khandaq, kami menemukan tanah yang keras, maka mereka mengadukan kepada Rasul, kemudian Rasul menjawab; "Biarlah aku sendiri yang mencangkulnya." Kemudian Rasul mencangkulnya, dan akhirnya tanah yang keras itu berubah menjadi lunak bagaikan onggokan pasir." (HR Bukhari).

Ungkapan serupa juga diriwayatkan Imam Baihaqi dari Al-Barra bin Azib Al-Anshariy RA. "Pada saat kaum Muslimin menggali parit, mereka melihat sebuah batu besar yang tidak dapat dipecahkan dengan cangkul atau beliung mereka. Mereka memberitahukan hal itu kepada Rasulullah SAW. Dengan tiga kali ayunan beliung Rasul, batu besar itu hancur berkeping-keping."

Maka, ketika penggalian parit selesai, beberapa hari kemudian, datanglah pasukan kafir Quraisy. Menyaksikan jumlahnya yang demikian besar, Rasul SAW berdoa agar Allah membantu perjuangan kaum Muslimin. Doa beliau itu dipanjatkan saat berada di Masjid Fatah. Beliau berdoa selama tiga hari berturut-turut. Dan akhirnya, peperangan ini berhasil dimenangkan kaum Muslimin atas bantuan Allah yang mengirimkan tentara Malaikat yang tak terlihat.

Dinamakan dengan Masjid Fatah disebabkan umat Islam memperoleh kemenangan. Al-Fatah berarti kemenangan. Masjid ini berada di atas bukit Sila (Sal'a). Bukit ini disebut juga dengan nama Jabal as-Sila'.

Mau IQ Meningkat? Al-Quran Jawabannya!!

Ternyata Al Quran dapat merangsang tingkat inteligensia (IQ) anak, yakni ketika bacaan ayat-ayat Kitab Suci itu diperdengarkan dekat mereka.

Dr Nurhayati dari Malaysia mengemukakan hasil penelitiannya tentang pengaruh bacaan Al Quran dapat meningkatkan IQ bayi yang baru lahir dalam sebuah Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam sekitar tujuh tahun yang lalu. Dikatakannya, bayi yang berusia 48 jam saja akan langsung memperlihatkan reaksi wajah ceria dan sikap yang lebih tenang. Penulis pun mempunyai seorang keponakann yang lahir tahun 2002. Entah ada kaitan dengan dengan argumentasi di atas, yang jelas sebelum umurnya satu tahun, ia sering baru bisa tidur bila di sampingnya diperdengarkan suara orang mengaji melalui tape recorder.

Seperti diketahui, dengan mendengarkan musik, detak jantung bayi menjadi teratur. Malah untuk orang dewasa akan menimbulkan rasa cinta. Hanya arahnya tidak tentu. Sedangkan Al Quran, selain itu, sekaligus menimbulkan rasa cinta kepada Tuhan Maha Pencipta. Jadi, bila bacaan Al Quran diperdengarkan kepada bayi, akan merupakan bekal bagi masa depannya sebagai Muslim, dunia maupun akhirat.

Seperti diketahui, dalam musik terkandung komposisi not balok secara kompleks dan harmonis, yang secara psikologis merupakan jembatan otak kiri dan otak kanan, yang outputnya berupa peningkatan daya tangkap/konsentrasi. Ternyata Al Quran pun demikian, malah lebih baik. Ketika diperdengarkan dengan tepat dan benar, dalam artian sesuai tajwid dan makhraj, Al Quran mampu merangsang syaraf-syaraf otak pada anak.

Ingat, neoron pada otak bayi yang baru lahir itu umumnya bak “disket kosong siap pakai”. Berarti, siap dianyam menjadi jalinan akal melalui masukan berbagai fenomena dari kehidupannya. Pada gilirannya terciptalah sirkuit dengan wawasan tertentu. Istilah populernya apa lagi kalau bukan ”intelektual”. Sedangkan anyaman tersebut akan sernakin mudah terbentuk pada waktu dini. Neoron yang telah teranyam di antaranya untuk mengatur faktor yang menunjang kehidupan dasar seperti detak jantung dan bernapas. Sementara neoron lain menanti untuk dianyam, sehingga bisa membantu anak menerjemahkan dan bereaksi terhadap dunia luar.

bayi selama dua tahun pertama anak mengalami ledakan terbesar dalam hal perkembangan otak dan hubungan antar sel (koneksij. Lalu setahun kemudian otak mempunyai lebih dari 300 trilyun koneksi, suatu kondisi yang susah terjadi pada usia dewasa, terlebih usia lanjut. Makanya para pakar perkembangan anak menyebut usia balita sebagai golden age bagi perkembangan inteligensia anak.

Memang bila orangtua tidak memanfaatkan kesempatan ini dengan jalan membantu dari belakang, maka tetap tidak akan mempengaruhi kemampuan otak anak dalam menganyam neoron, Karena kesempatan untuk memperkuat koneksi otak terbuka luas selama masa anak-anak. Tetapi tentu akan semakin baik bila orangtua pun ikut aktif membantu.

Otak telah tumbuh jauh sebelum bayi lahir. la telah mulai bekerja yang hasilnya merupakan benih penginderaan berdasarkan prioritas. Umumnya pendengaran Iebih dulu. Jadi, selama masa itu penting sekali untuk selalu menghadirkan lingkungan kondusif dan baik bagi perkembangan otaknya. Hilangnya lingkungan ini hanya akan membuat otak menderita dan menganggur yang gilirannya mempengaruhi tingkat kecerdasannya.

Dalam kaitan” upaya meningkatkan pribadi Muslim, seyogianya bayi sudah diperdengarkan bacaan Al Quran sejak dalam rahim. Jadi, bila ada anjuran kepada ibu-ibu hamil untuk rajin membaca Al Quran menjelang bersalin, itu ada dasar ilmiahnya juga. Makin baik dan benar bacaan itu, termasuk lagunya, makin baik hasilnya. Tujuannya tentu saja bukan mengajak bayi memahami substansi atau makna kandungan ayat-ayat Al Quran, tetapi memperkuat daya tangkap/konsentrasi otak bayi. Sehingga akan semakin mudahlah ia menghafal ayat-ayat Al Quran beserta terjemahannya ketika sudah memasuki masa belajar.

Bila banyak ibu hamil yang sanggup membeli kaset lagu pop, dangdut, sampai musik klasik, rasanya ironis bila kaset qiraah Al Quran saja tidak sampai terbeli. Apalagi harganya relatif murah. 

Do You Know?

BODY HAIRS WHICH MUST BE CUT
There are some body hairs and part which must be cleaned and cut. From Aisyah, the Prophet said, “Ten things from goodness; cut mustache, neat the beard, brush the teeth, rinse the mouth and clean the nose, cut the nails, washing the nails, ears, hair of armpit, public hair, istinja and I was forgot the tenth, maybe rinse the mouth.” (HR Ahmad, Moeslems, an-Nasai, and at-Tirmidzi)

IF ALLAH IN THE HEART, SO DON’T WORRY TO DIE
Abu Turab, a Mistycal has a interesting experience. He look a girl who go to Sahara without food. In the heart he said that if the girl has not faith, she will destroyed.” Next he ask, “Hi kid, why do you go in this place without food?” The girl answer simply, “Hi mister, raise your head, what do you see things except Allah?” Abu Turab is silent, then said, “If that, go wherever you want!”

Kisah Sebuah Kalung

Suatu hari, seorang laki-laki tua datang mengenakan pakaian usang. Langkahnya sempoyongan ketika menemui Rasulullah saw. “Wahai Nabi, aku lapar, telanjang (berpakaian usang) dan miskin. Berilah aku pakaian, sandang, dan bantuan!”

Saat itu, Rasul tengah dilanda kesusahan. “Sungguh, aku ini tak memiliki apa-apa yang dapat aku berikan kepadamu. Pergilah ke rumah perempuan yang mendahulukan Allah daripada dirinya, yakni Fatimah...!”

Bilal kemudian mengantar orang tua itu ke rumah Fatimah. Di hadapannya, orang tua itu berkata, “Wahai putri Muhammad! Aku lapar dan butuh pakaian. Tolonglah aku, semoga Allah memberkatimu!”

Ketika itu, Fatimah juga dilanda kesusahan, tetapi ketika melihat kondisi orang tua itu, ia tidak tega. Ia memberi kulit biri-biri yang biasa dipakai alas tidur Hasan dan Husain, “Ambillah ini! Semoga Allah menggantinya bagimu dengan yang lebih baik lewat menjualnya.”

“Wahai Fatimah! Aku mengeluh lapar kepadamu dan engkau memberiku kulit biri-biri! Bagaimana bisa aku makan dengan ini?”

Fatimah seperti diiris sembilu. Lantas, ia mengulurkan kalungnya. Orang itu mengambil kalung tersebut, lalu kembai menemui Nabi. “Wahai Nabi! Fatimah memberiku kalung dan memintaku untuk menjualnya...”

Rasul tersenyum, “Sungguh, Allah akan memberimu jalan keluar, karena Fatimah memberimu kalung ini.”

Ammar bin Yasir yang ada di dekat Nabi meminta izin kepada Nabi untuk membeli kalung itu. Rasul memeri izin dan Ammar menanyakan harganya.

“Sepiring roti dan daging, sehelai baju Yaman untuk menutupi auratku dan mendirikan shalat di hadapan Allah, uang 1 dinar agar aku bisa pulang!”

Ammar yang baru menjual harta rampasan perang Khaibar, ternyata, menawar lebih, “Aku memberimu 20 dinar, 200 dirham, sehelai baju Yaman, kuda untuk membawamu pulang dan kebutuhanmu akan roti dan daging.”

Setelah Ammar mengajak orang itu untuk memenuhi janjinya, orang itu menemui Nabi lagi, “Aku kini jadi kaya. Semoga ayah dan ibuku jadi benebus bagi Anda.” Nabi menimpali, “Maka, balaslah Fatimah atas kemurahanhatinya!” Orangtua itu memanjatkan doa. Setelah itu, ia pun pamit pulang.

Ketika Ammar membeli kalung itu, rupanya ia punya maksud lain. Ia membungkus kalung itu kemudian meminta budaknya, Shahm, untuk mengantarkannya pada Nabi, “Berikan kalung ini pada Rasulullah! Katakan pada beliau, aku serahkan kamu pada Fatimah!”

Shahm menyampaikan pesan Nabi. Fatimah menerima kalung itu, seraya mengatakan bahwa Shahm telah merdeka. Seketika itu, Shahm tertawa. Karena tak tahu di balik tawa Shahm itu, maka Fatimah pun bertanya kepadanya.

“Aku tertawa karena memikirkan kebajikan kalung ini. Ia memberi makan orang lapar, memberi pakaian orang telanjang, melapangkan orang miskin, membebaskan budak, dan kembali pada pemilik aslinya.

(Sumber : Majalah Hidayah edisi Mei 2008, rubrik Tadzkirah)

Habib Ali al-Habsyi : Berawal Dari Mimpi, Disitulah Bermuara Percikan Ilmu

Siapa yang tak kenal Albert Einstein, Barrack Obama, Alexander Graham Bell, James Watt, Christopher Colombus, dan Thomas Alfa Edison? SWM rasa kalian semua pasti mengenalnya. Atau kalau pun tidak, minimal pernah mendengarnya. Ya, tak salah lagi, mereka memang tokoh-tokoh yang terkenal akan kreativitasnya, bahkan beberapa di antaranya masuk dalam kategori 100 tokoh paling berpengaruh. Namun bagaimana jika pertanyaannya diganti dengan nama “HabibAli Al-Habsyi Kwitang”? Hmmm... mungkin jarang orang yang mengenalnya.

Ironis memang, namun inilah kenyataannya. Kita orang islam namun kita jarang mengenal tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam perkembangan islam. Ada pepatah yang mengatakan bahwa tak kenal maka tak sayang. Nah, maka dari itu rasanya ada baiknya jika kita mengenal tokoh yang menyebarkan ilmu di tanah betawi ini.

Habib Ali al-Habsyi adalah putera dari Habib Abdurrahman Alhabsyi dan ibunya adalah Nyai Salmah. Ketika akan melahirkan Habib Ali, Nyai Salmah bermimpi menggali sumur yang mengeluarkan air meluap dan membanjiri sekelilingnya. Habib Abdurrahman yang mendengar mimpi istrinya segera menemui Habib Syekh bin Ahmad Bafaqih, meminta pandangan. “Kamu akan mendapatkan putra yang shaleh dan ilmunya melimpah keberkatannya,” ujar Habib Ahmad ketika itu.

Minggu tanggal 20 Jumadil Awal 1286 bertepatan tanggal 20 April 1870 Nyai Salmah melahirkan seorang putra yang kemudian diberi nama Ali bin Abdurraahman al-Habsyi.

Habib Ali termasuk tokoh yang berjasa dalam perkembangan islam, khususnya di tanah 'tanjidor'. Terbukti pada 1920 beliau mendirikan taklim. Serta membangun masjid di Kwitang dengan nama Masjid Ar-Riyadh dan di sampingnya, dibangun pula madrasah dengan nama Unwanul Falah.

Menurut sejarawan Betawi, Umar Shahab, penjajah Jepang-- dalam upaya menarik dukungan masyarakat Indonesia-- telah mendekati para alim ulama yang punya karisma besar di tengah masyarakat. Setiap pagi, saat munculnya matahari, rakyat diharuskan membungkuk menghadap matahari. Tenno Heika, kaisar Jepang kala itu dan kaisar-kaisar sebelumnya oleh rakyaktnya dianggap putra dewa matahari.

Ketika itu, para ulama dan tokoh pejuang menolak keharusan ini karena dianggap sebagai perbuatan musyrik. Akhirnya, kebiasaan ini dihentikan. Habib Ali adalah salah seorang yang menolak kebijakan itu dengan menggelar taklim setiap Minggu pagi. Majelis Kwitang inilah yang kemudian memberi vitamin bagi masyarakat lain untuk menggelar taklim di tempat lain.

Namun sayang, di usianya yang ke-102 tahun, tepatnya pada tanggal 23 Oktober 1968, beliau wafat. TVRI yang kala itu menjadi satu-satunya televisi pun turut mengabarkan berita duka itu kepada khalayak ramai. Kendati demikian tanah Jakarta tak akan pernah kering sebab percikan-percikan ilmunya terus mengalir lewat para penerusnya yang tersebar dimana-mana.

(Dari berbagai sumber)

Serba-Serbi

LARANGAN ORANG MENTERTAWAKAN ORANG KENTUT
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Bukhari dari Abdullah bin Zam'ah. Nabi menasehati para sahabat di saat sedang mentertawakan suara kentut. Sabda Nabi, “Mengapa salah seorang kamu mentertawakan apa yang ia lakukan.” Maksud dari hadits ini adalah bahwa hal yang sudah menjadi kebiasaan umum seperti kentut janganlah ditertawakan. Sebab, bila kentut ditahan, maka itu akan berbahaya bagi dirinya. Namun begitu, tidak berarti orang bebas kentut di sembarang tempat. Seyogyanyadi tempat yang tak banyak orang.

LARANGAN MEMBUAT TATO DI MUKA
Suatu hari Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah lewat di dekat seekor keledai yang telah diberi tanda (tato) di bagian muka. Rasulullah bersabda, “Allah melaknat orang yang membuat tato di muka.” Hadits ini menjelaskan bahwa memberi tato, yaitu membuat gambar dengan cara menusukkan jarum kemudian diberi pewarna, merupakan perbuatan yang tidak disukai Allah. Haram hukumnya.Alasan haram tidakitu asja. Sejumlah ulama berpandangan bahwa membuat tato termasuk upaya melukai tubuh sendiri. Dan hal itu sangat tidak disukai Allah SWT.

MEMPERTAHANKAN HARTA DARI ORANG JAHAT
Nabi bersabda, “Lawanlah dia dengan nama Allah tiga kali. Apabila ia menolak, maka bunuhlah ia. Apabila ia membunuhmu, maka kamu masuk surga dan apabila kamu membunuhnya maka dia masuk neraka.” Hadits ini berawal dari sebuah riwayat seorang laki-lai yang bertanya kepada Nabi. “Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu bila seseorang menemuiku dengan bermaksud mengambil hartaku (merampas atau berbuat jahat)?” Lalu Nabi menjawab sesuai dengan isi hadits di atas.

MEMINDAHKAN BATU PENGHALANG JALAN
Muadz bin Jabal berjalan bersama seorang laki-laki. Laki-laki itu menyingkirkan batu yang menghalangi jalan.Lalu, Syaibah berkata kepada Muadz, “Apa pahala perbuatan ini?” Muadz membalas, “Aku mendengar Rasulullah bersabda, “Barangsiapa menyingkirkan batu yang menghalangi jalan dituliskan satu kebaikan baginya, dan barangsiapa yang mempunyai satu kebaikan tentu dia masuk surga. (HR. Thabrani)

Sumber : Majalah Hidayah edisi 96 hal. 138-139

Biografi Nabi Muhammad SAW versi Michael Hart

Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi.

Berasal-usul dari keluarga sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar.

Sebagian besar dari orang-orang yang tercantum di dalam buku ini merupakan makhluk beruntung karena lahir dan dibesarkan di pusat-pusat peradaban manusia, berkultur tinggi dan tempat perputaran politik bangsa-bangsa. Muhammad lahir pada tahun 570 M, di kota Mekkah, di bagian agak selatan Jazirah Arabia, suatu tempat yang waktu itu merupakan daerah yang paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni maupun ilmu pengetahuan. Menjadi yatim-piatu di umur enam tahun, dibesarkan dalam situasi sekitar yang sederhana dan rendah hati. Sumber-sumber Islam menyebutkan bahwa Muhamnmad seorang buta huruf. Keadaan ekonominya baru mulai membaik di umur dua puluh lima tahun tatkala dia kawin dengan seorang janda berada. Bagaimanapun, sampai mendekati umur empat puluh tahun nyaris tak tampak petunjuk keluarbiasaannya sebagai manusia.

Umumnya, bangsa Arab saat itu tak memeluk agama tertentu kecuali penyembah berhala Di kota Mekkah ada sejumlah kecil pemeluk-pemeluk Agama Yahudi dan Nasrani, dan besar kemungkinan dari merekalah Muhammad untuk pertama kali mendengar perihal adanya satu Tuhan Yang Mahakuasa, yang mengatur seantero alam. Tatkala dia berusia empatpuluh tahun, Muhammad yakin bahwa Tuhan Yang Maha Esa ini menyampaikan sesuatu kepadanya dan memilihnya untuk jadi penyebar kepercayaan yang benar.
Selama tiga tahun Muhammad hanya menyebar agama terbatas pada kawan-kawan dekat dan kerabatnya. Baru tatkala memasuki tahun 613 dia mulai tampil di depan publik. Begitu dia sedikit demi sedikit punya pengikut, penguasa Mekkah memandangnya sebagai orang berbahaya, pembikin onar. Di tahun 622, cemas terhadap keselamatannya, Muhammad hijrah ke Madinah, kota di utara Mekkah berjarak 200 mil. Di kota itu dia ditawari posisi kekuasaan politik yang cukup meyakinkan.

Peristiwa hijrah ini merupakan titik balik penting bagi kehidupan Nabi. Di Mekkah dia susah memperoleh sejumlah kecil pengikut, dan di Medinah pengikutnya makin bertambah sehingga dalam tempo cepat dia dapat memperoleh pengaruh yang menjadikannya seorang pemegang kekuasaan yang sesungguhnya. Pada tahun-tahun berikutnya sementara pengikut Muhammad bertumbuhan bagai jamur, serentetan pertempuran pecah antara Mektah dan Madinah. Peperangan ini berakhir tahun 630 dengan kemenangan pada pihak Muhammad, kembali ke Mekkah selaku penakluk. Sisa dua setengah tahun dari hidupnya dia menyaksikan kemajuan luar-biasa dalam hal cepatnya suku-suku Arab memeluk Agama Islam. Dan tatkala Muhammad wafat tahun 632, dia sudah memastikan dirinya selaku penguasa efektif seantero Jazirah Arabia bagian selatan.

Suku Bedewi punya tradisi turun-temurun sebagai prajurit-prajurit yang tangguh dan berani. Tapi, jumlah mereka tidaklah banyak dan senantiasa tergoda perpecahan dan saling melabrak satu sama lain. Itu sebabnya mereka tidak bisa mengungguli tentara dari kerajaan-kerajaan yang mapan di daerah pertanian di belahan utara. Tapi, Muhammadlah orang pertama dalam sejarah, berkat dorongan kuat kepercayaan kepada keesaan Tuhan, pasukan Arab yang kecil itu sanggup melakukan serentetan penaklukan yang mencengangkan dalam sejarah manusia. Di sebelah timurlaut Arab berdiri Kekaisaran Persia Baru Sassanids yang luas. Di baratlaut Arabia berdiri Byzantine atau Kekaisaran Romawi Timur dengan Konstantinopel sebagai pusatnya.

Ditilik dari sudut jumlah dan ukuran, jelas Arab tidak bakal mampu menghadapinya. Namun, di medan pertempuran, pasukan Arab yang membara semangatnya dengan sapuan kilat dapat menaklukkan Mesopotamia, Siria, dan Palestina. Pada tahun 642 Mesir direbut dari genggaman Kekaisaran Byzantine, dan sementara itu balatentara Persia dihajar dalam pertempuran yang amat menentukan di Qadisiya tahun 637 dan di Nehavend tahun 642.

Tapi, penaklukan besar-besaran --di bawah pimpinan sahabat Nabi dan penggantinya Abu Bakr dan Umar ibn al-Khattab-- itu tidak menunjukkan tanda-tanda stop sampai di situ. Pada tahun 711, pasukan Arab telah menyapu habis Afrika Utara hingga ke tepi Samudera Atlantik. Dari situ mereka membelok ke utara dan menyeberangi Selat Gibraltar dan melabrak kerajaan Visigothic di Spanyol.

Sepintas lalu orang mesti mengira pasukan Muslim akan membabat habis semua Nasrani Eropa. Tapi pada tahun 732, dalam pertempuran yang masyhur dan dahsyat di Tours, satu pasukan Muslimin yang telah maju ke pusat negeri Perancis pada akhirnya dipukul oleh orang-orang Frank. Biarpun begitu, hanya dalam tempo secuwil abad pertempuran, orang-orang Bedewi ini -dijiwai dengan ucapan-ucapan Nabi Muhammad- telah mendirikan sebuah empirium membentang dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai Samudera Atlantik, sebuah empirium terbesar yang pernah dikenal sejarah manusia. Dan di mana pun penaklukan dilakukan oleh pasukan Muslim, selalu disusul dengan berbondong-bondongnya pemeluk masuk Agama Islam.

Ternyata, tidak semua penaklukan wilayah itu bersifat permanen. Orang-orang Persia, walaupun masih tetap penganut setia Agama Islam, merebut kembali kemerdekaannya dari tangan Arab. Dan di Spanyol, sesudah melalui peperangan tujuh abad lamanya akhirnya berhasil dikuasai kembali oleh orang-orang Nasrani. Sementara itu, Mesopotamia dan Mesir dua tempat kelahiran kebudayaan purba, tetap berada di tangan Arab seperti halnya seantero pantai utara Afrika. Agama Islam, tentu saja, menyebar terus dari satu abad ke abad lain, jauh melangkah dari daerah taklukan. Umumnya jutaan penganut Islam bertebaran di Afrika, Asia Tengah, lebih-lebih Pakistan dan India sebelah utara serta Indonesia. Di Indonesia, Agama Islam yang baru itu merupakan faktor pemersatu. Di anak benua India, nyaris kebalikannya: adanya agama baru itu menjadi sebab utama terjadinya perpecahan.

Apakah pengaruh Nabi Muhammad yang paling mendasar terhadap sejarah ummat manusia? Seperti halnya lain-lain agama juga, Islam punya pengaruh luar biasa besarnya terhadap para penganutnya. Itu sebabnya mengapa penyebar-penyebar agama besar di dunia semua dapat tempat dalam buku ini. Jika diukur dari jumlah, banyaknya pemeluk Agama Nasrani dua kali lipat besarnya dari pemeluk Agama Islam, dengan sendirinya timbul tanda tanya apa alasan menempatkan urutan Nabi Muhammad lebih tinggi dari Nabi Isa dalam daftar. Ada dua alasan pokok yang jadi pegangan saya. Pertama, Muhammad memainkan peranan jauh lebih penting dalam pengembangan Islam ketimbang peranan Nabi Isa terhadap Agama Nasrani. Biarpun Nabi Isa bertanggung jawab terhadap ajaran-ajaran pokok moral dan etika Kristen (sampai batas tertentu berbeda dengan Yudaisme), St. Paul merupakan tokoh penyebar utama teologi Kristen, tokoh penyebarnya, dan penulis bagian terbesar dari Perjanjian Lama.

Sebaliknya Muhammad bukan saja bertanggung jawab terhadap teologi Islam tapi sekaligus juga terhadap pokok-pokok etika dan moralnya. Tambahan pula dia "pencatat" Kitab Suci Al-Quran, kumpulan wahyu kepada Muhammad yang diyakininya berasal langsung dari Allah. Sebagian terbesar dari wahyu ini disalin dengan penuh kesungguhan selama Muhammad masih hidup dan kemudian dihimpun dalam bentuk yang tak tergoyangkan tak lama sesudah dia wafat. Al-Quran dengan demikian berkaitan erat dengan pandangan-pandangan Muhammad serta ajaran-ajarannya karena dia bersandar pada wahyu Tuhan. Sebaliknya, tak ada satu pun kumpulan yang begitu terperinci dari ajaran-ajaran Isa yang masih dapat dijumpai di masa sekarang. Karena Al-Quran bagi kaum Muslimin sedikit banyak sama pentingnya dengan Injil bagi kaum Nasrani, pengaruh Muhammad dengan perantaraan Al-Quran teramatlah besarnya. Kemungkinan pengaruh Muhammad dalam Islam lebih besar dari pengaruh Isa dan St. Paul dalam dunia Kristen digabung jadi satu. Diukur dari semata mata sudut agama, tampaknya pengaruh Muhammad setara dengan Isa dalam sejarah kemanusiaan.

Lebih jauh dari itu (berbeda dengan Isa) Muhammad bukan semata pemimpin agama tapi juga pemimpin duniawi. Fakta menunjukkan, selaku kekuatan pendorong terhadap gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab, pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan sepanjang waktu.

Dari pelbagai peristiwa sejarah, orang bisa saja berkata hal itu bisa terjadi tanpa kepemimpinan khusus dari seseorang yang mengepalai mereka. Misalnya, koloni-koloni di Amerika Selatan mungkin saja bisa membebaskan diri dari kolonialisme Spanyol walau Simon Bolivar tak pernah ada di dunia. Tapi, misal ini tidak berlaku pada gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab. Tak ada kejadian serupa sebelum Muhammad dan tak ada alasan untuk menyangkal bahwa penaklukan bisa terjadi dan berhasil tanpa Muhammad. Satu-satunya kemiripan dalam hal penaklukan dalam sejarah manusia di abad ke-13 yang sebagian terpokok berkat pengaruh Jengis Khan. Penaklukan ini, walau lebih luas jangkauannya ketimbang apa yang dilakukan bangsa Arab, tidaklah bisa membuktikan kemapanan, dan kini satu-satunya daerah yang diduduki oleh bangsa Mongol hanyalah wilayah yang sama dengan sebelum masa Jengis Khan

Ini jelas menunjukkan beda besar dengan penaklukan yang dilakukan oleh bangsa Arab. Membentang dari Irak hingga Maroko, terbentang rantai bangsa Arab yang bersatu, bukan semata berkat anutan Agama Islam tapi juga dari jurusan bahasa Arabnya, sejarah dan kebudayaan. Posisi sentral Al-Quran di kalangan kaum Muslimin dan tertulisnya dalam bahasa Arab, besar kemungkinan merupakan sebab mengapa bahasa Arab tidak terpecah-pecah ke dalam dialek-dialek yang berantarakan. Jika tidak, boleh jadi sudah akan terjadi di abad ke l3. Perbedaan dan pembagian Arab ke dalam beberapa negara tentu terjadi -tentu saja- dan nyatanya memang begitu, tapi perpecahan yang bersifat sebagian-sebagian itu jangan lantas membuat kita alpa bahwa persatuan mereka masih berwujud. Tapi, baik Iran maupun Indonesia yang kedua-duanya negeri berpenduduk Muslimin dan keduanya penghasil minyak, tidak ikut bergabung dalam sikap embargo minyak pada musim dingin tahun 1973 - 1974. Sebaliknya bukanlah barang kebetulan jika semua negara Arab, semata-mata negara Arab, yang mengambil langkah embargo minyak.

Jadi, dapatlah kita saksikan, penaklukan yang dilakukan bangsa Arab di abad ke-7 terus memainkan peranan penting dalam sejarah ummat manusia hingga saat ini. Dari segi inilah saya menilai adanya kombinasi tak terbandingkan antara segi agama dan segi duniawi yang melekat pada pengaruh diri Muhammad sehingga saya menganggap Muhammad dalam arti pribadi adalah manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia.

Akhirnya... Angklung Diakui UNESCO

Angklung diakui PBB melalui UNESCO sebagai warisan budaya dunia asli milik Indonesia menyusul batik, wayang, dan keris. Tanggal 18 November 2010 nanti, angklung akan diresmikan menjadi warisan budaya dunia setelah diperjuangan sejak beberapa tahun lalu hingga akhirnya diakui masuk dalam Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity. Ke depan beberapa warisan dunia milik Indonesia yang lain juga akan diakui UNESCO.

Warisan dunia sampai saat ini mencapai 890 situs dengan 689 berupa warisan budaya, 176 warisan alam, dan 25 campuran antara warisan budaya dan warisan alam. Di antara jumlah itu, warisan dunia yang dimiliki Indonesia sebanyak 11 ragam dengan perincian empat ragam berupa alam, tiga cagar budaya, dan emat karya budaya takbenda. Warisan dunia berupa alam terdiri atas Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Lorentz, dan hutan tropis Sumatera (Taman Nasional Gunung Leuser, Kerinci Seblat, dan Bukit Barisan). Adapun cagar alam yakni Kompleks Candi Borobudur yang diakui UNESCO sejak 1991, Kompleks Candi Prambanan (1991), dan situs prasejarah Sangiran. Karya budaya takbenda milik Indonesia yang sudah dan akan diakui UNESCO yakni wayang (2003), keris (2005), batik (2009).

Angklung merupakan instrumen musik tradisional yang terbuat dari bambu, merupakan pengembangan dari instrumen Calung, tabung bambu yang dipukul, sedangkan angklung merupakan tabung bambu yang digoyang, menghasilkan hanya satu nada untuk setiap instrumennya. Pada awalnya angklung hanya bernada pentatonis (da mi na ti la). Dibutuhkan puluhan orang untuk memainkan angklung agar terdengar harmonis. Kini dengan teknik tertentu bisa dimainkan oleh beberapa orang saja. Tahun 1938 Daeng Soetigna memodifikasi suara angklung menjadi diatonis (do re me fa so la ti). Sejak saat itu angklung mulai dikenal secara internasional hingga pernah ditampilkan dalam acara Konferensi Asia-Afrika, Bandung 1955. Angklung kini lebih sering ditampilkan dalam bentuk orkestra dan semakin banyak dibina di sekolah-sekolah.

Saat ini kesenian angklung berhasil dikemas dengan sangat menarik oleh Saung Angklung Udjo berlokasi di Jalan Padasuka 118 Bandung oleh Saung Angklung Udjo yang didirikan oleh Udjo Ngalagena (alm) yang akrab dengan panggilan Mang Udjo dan isterinya, Uum Sumiati. Mang Udjo dikenal sebagai pembuat angklung sejak tahun 1966 yang didasarkan atas hobi. Udjo Ngalagena bersama istrinya, Uum Sumiati belajar pada Daeng Soetigna hingga mendirikan padepokan seni Saung Angklung Udjo: Sundanese Art & Bamboo Craft Center pada awal tahun 1967. Saung Angklung Udjo merupakan sanggar seni sebagai tempat pertunjukkan seni, laboratorium pendidikan sekaligus sebagai obyek wisata budaya khas Jawa Barat, dengan mengandalkan semangat gotong royong antar sesama warga.

Saung Angklung Udjo dapat diibaratkan oase kebudayaan di tengah perkampungan padat, di atas tanah seluas 1,2 hektar dan akan terus bertambah luas. Telah ada 42 negara yang mengenal permainan angklung. Permintaan yang banyak sekali dari negara Belanda, juga Korea Selatan, bahkan di Korea Selatan angklung telah dikenalkan sejak masih Sekolah Dasar. 

sumber : http://www.indonesia.travel/

Idul Adha : Jam Weker Itu 'Akhirnya' Berbunyi

Allahu akbar… Allahu akbar… Allahu akbar…
Gema takbir berkumandang. Kaum muslim pun menyambutnya dengan sukacita. Betapa tidak, kemarin sebuah momentum berharga terjadi. Apalagi kalau bukan idul adha, hari dimana terjadinya pemotongan hewan qurban yang berupa sapi, kerbau ataupun domba. Berkenaan dengan itu SWM mengucapkan, selamat hari raya Idul Adha 1431 Hijriah. Semoga pada hari bersejarah ini kita bisa menjadi hamba-Nya yang lebih baik lagi. Amin…
Bagi sebagian orang, idul adha mungkin hanyalah peristiwa yang mengikuti apa yang pernah terjadi pada zaman Nabi Ibrahim AS. Kala itu Nabi Ibrahim AS diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putranya. Lalu begitu beliau hendak melaksanakannya, tiba-tiba saja sosok Nabi Ismail yang sedang berbaring digantikan oleh seekor kambing. Lalu berawal dari kisah itulah kini kita mengenal momentum berharga yang dinamakan hari raya Idul Adha.
Sebenarnya hari raya Idul Adha memiliki arti yang lebih luas daripada itu. Ia tak sebatas media bagi orang-orang yang mampu untuk menjalankan perintah Allah, tetapi juga ‘jam weker’ bagi kita semua tentang arti suatu kebersamaan & keseragaman. Kalau tidak percaya, lihat saja keadaan kaum dhuafa pada hari qurban! Bukankah ada perbedaan ketimbang hari-hari biasa? Ya, tentu saja. Jika biasanya mereka hanya makan nasi dicampur garam dan bahkan hanya air tajin, maka pada kesempatan emas seperti ini mereka pun bisa makan nikmat. Tidak ada yang membedakan mana yang mampu membeli qurban atau tidak, mereka semua berhak dan pasti akan merasakan betapa lezatnya daging hewan qurban! Dan satu hal yang perlu dicatat, semuanya seragam! Dari situ pula kita akan sadar tentang betapa pentingnya arti suatu kebersamaan.  Subhanallah…
Tak hanya itu saja, hari raya Idul Adha juga merupakan ‘pengingat’ kira-kira sejauh manakah cinta kita terhadap Sang Pencipta. Allah adalah Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ia senantiasa mencurahkan kasih sayangnya kepada hamba-hamba-Nya sekalipun mereka jarang mematuhi apa yang diperintahkan-Nya. Nabi Ibrahim AS adalah bukti pemilik cinta itu. Nyatanya ia mau menjalankan perintah Allah SWT sekalipun harus menyembelih putra kesayangannya, Nabi Ismail AS. Lantas, bagaimana dengan kita? Sudah bercerminkan kita dan bertanya, bisakah cinta yang kita miliki terhadap Allah setara dengan cinta yang dimiliki Nabi Ibrahim?
Idul Adha tetaplah idul adha. Hari kegembiraan umat Muslim dimana pada hari itu kita bisa melihat bagaimana caranya menyembelih binatang. Tak hanya itu saja, pada hari itu juga kita bisa membuat sate, rendang, dendeng ataupun semur. Namun sebenarnya dibalik itu semua, Idul Adha adalah momentum dimana ‘jam weker’ akhirnya berbunyi. Tinggal kita yang menjawabnya akankah kita lebih mendekatkan diri kepada-Nya dan menjadi hamba-Nya yang lebih baik lagi?*^O^